Selasa, 22 Oktober 2013

Makalah Ilmu Faal dasar Manusia



TEKANAN DARAH SERTA
PENGATURAN TEKANAN DARAH RATA-RATA
CARDIAC OUTPUT DAN VENOUS RETURN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Faal Dasar Manusia
Diampu oleh : dr. Iqbal Gentar Alam


LOGO UPI ASLI copy.jpg


disusun oleh 

Ramdani 1303488



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIDKAN INDONESIA
BANDUNG
2013



Kata Pengantar

Dengan mengucap puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berdasarkan hasil diskusi kelompok dan mencari dari berbagai sumber.

Dari hasil diskusi ini kami mendapatkan banyak pengalaman, pelajaran dan data-data tentang TEKANAN DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH RATA-RATA. CARDIAC OUTPUT DAN VENOUS RETURN. Adapun isi dari makalah ini yaitu mengenai mekanisme peredaran darah dan segala bentuk pengaruh nya terhadap tubuh manusia.

Dalam penulisan karya tulis ini tidak lepas dari dukungan pihak lain. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Iqbal Gentar Alam, selaku dosen yang membimbing dan mengarahkan, memberi do’a, semangat dan motivasi bahwa kami pasti bisa menyelesaikan makalah ini, dan
2. Teman-teman, yang telah memberi semangat dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
                                   

                                                                                    Bandung, Oktober 2013



PENYUSUN





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ....................................................................................  1   
DAFTAR ISI  ..................................................................................................  2   
BAB 1 PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah  ................................................................  3   
1.2 Perumusan Masalah  .......................................................................  3   
1.3 Pembatasan Masalah  .....................................................................  4   
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................  4   
1.5 Manfaat Penelitian  .........................................................................  4   
1.6 Metode Penelitian  .......................................................................... 3   
BAB 2 PEMBAHASAN
                   2.1 Definisi Tekanan Darah................................................................... 5
                   2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah ...................................  6
                   2.3.1 Viskositas Darah  .......................................................................  6
                   2.4 Faktor Mempengaruhi Ukuran Arteriol pada Tekanan Darah........... 7
                   2.4.1 Nadi Arteri.................................................................................. 7
                   2.4.2 Kontraksi Aorta........................................................................... 8
                   2.5 Pengukuran Tekanan Darah............................................................. 8
                   2.6 Efek Grafitasi pada Tekanan Darah ................................................  10
                   2.7 Tekanan Darah dan Posisi atau Sikap Tubuh ..................................  10
                   2.7.1 Berdiri dan Tekanan Darah ..........................................................  12
                   2.7.2 Bergerak dan Tekanan Darah ......................................................  12
                   2.7.3 Duduk dan Tekanan Darah........................................................... 13
                   2.7.4 Berbaring dan Tekanan Darah...................................................... 13
                   2.8 Tekanan Darah Rata-rata................................................................. 13
                   2.9 Cardiac Output dan Vena Return..................................................... 16
BAB 3 PENUTUP
                   3.1 Kesimpulan dan Saran..................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tekanan darah merupakan kondisi dimana jantung mampu memompa darah dengan kekuatan tertentu sehingga mampu terus mengalirkan darah dan menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Pada tubuh manusia tekanan darah merupakan hal penting yang penting secara fisiologis karena kenaikan tekanan darah pada arteri akan berakibat munculnya penyakit hipertensi dan kondisi itu umumnya akan mengancam kondisi aliran darah diseluruh tubuh hal ini lah yang menjadi alasan penulis mengambil judul dalam penulisan makalah ini. Serta membahas bagaimana kondisi-kondisi tersebut dalam tubuh dan mampu memahami proses dari tekanan darah itu sendiri dan gejala-gejala yang terdapat pada tekanan darah.

1.2 Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:
1)      Apakah tekanan darah itu ?;
2)      Apakah tekanan darah rata-rata itu ?;
3)      Apa saja mempengaruhi tekanan darah ?;
4)      Bagaimana pengaturan tekanan darah rata-rata?
5)      Apakah cardiac output itu ?; dan
6)      Apakah venous return itu ?




1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusun membatasi masalah sebagai berikut :
1)      Cara mengukur tekanan darah dan hal-hal yang berpengaruh dalam tekanan darah ; dan
2)      Cardiac output dan venous return dan dampak nya bagi tubuh manusia.    

1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui mekanisme tekanan darah dan cara mengukur tekanan darah ;
2) Mengetahui definisi Cardiac output dan venous return

1.5 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1)      Dapat mengetahui cara mengukur tekanan darah;
2)      Memahami Cardiac output dan venous return secara mendalam.

1.6 Metode
Metode yang digunakan dalam makalah ini meliputi :
1)       Studi Pustaka
Penyusun mencari informasi lebih lengkap melalui buku dan internet mengenai tekanan darah.
2)      Diskusi Kelompok







BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. (Ronny et al. 2010)
Tekanan darah adalah tekanan dalam pembuluh darah yang ditimbulkan oleh pompa jantung, berfungsi untuk mempertahankan aliran darah yang berkelanjutan sepanjang pembuluh darah (Tjetjep Habibudin. 2009)

2.3. Faktor-faktor yang menentukan Tekanan Darah

Agar kita mendapatkan tekanan darah maka harus ada curah jantung dan tahanan terhadap aliran darah sirkulasi sistemik. Tahanan ini disebut tahanan tepi.
Tekanan darah = Curah jantung x Tahanan tepi
Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung seperti frekuensi jantung dan isi sekuncup. Tahanan terhadap aliran darah terutama terletak di arteri kecil tubuh, yang disebut arteriole. Pembuluh darah berdiameter kecil inilah yang memberikan tahanan terbesar pada aliran darah. Kapiler merupakan pembuluh darah yang jauh lebih kecil dari erteriole, tetapi meskipun setiap kapiler akan memberikan tahanan yang lebih besar di banding sebuah arteriole, terdapat sejumlah besar kapiler yang tersusun paralel dan berasal dari satu arteriole. Akibatnya terdapat sejumlah lintasann alternatif bagi darah dalam perjalanannya dari arteriole ke vena, dan karena inilah maka jaringan kapiler ini tidak memberikan tahanan terhadap aliran darah seperti yang diberikan oleh arteriole (Green, 2008).

2.3.1. Viskositas darah
Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah yang merupakan cairan kental, lengket, yang memberikan tahanan dua sampai tiga kali lebih besar daripada air biasa atau larutan garam. Viskositas darah bergantung sebagian pada plasma dan sebagian pada jumlah sel darah merah yang ada.Viskositas darah biasanya konstan, tetapi akan berkurang bila diberikan sejumlah besar larutan garam. Pengganti plasma seperti dextran merupakan cairan kental. Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit berpengaruh pada viskositas, tetapi akan meningkat pada polisitemia. Viskositas darah yang rendah akan berhubungan dengan tekanan darah rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan darah tinggi (Green, 2008).
2.4. Faktor yang mempengaruhi ukuran suatu arteriole.

2.4.1. Nadi Arteri

Denyut arteri paling mudah diraba dan seringkali dapat dilihat. Bila nadi dipakai untuk menentukan frekuensi jantung, maka harus ditentukan jumlah siklus jantung dalam satu menit. Waktunya harus dimulai dari nadi pertama dan nadi pertama ini harus di hitung sebagai nol (0). Berikutnya dihitung sebagai 1, berikutnya lagi 2 dan seterusnya. Nadi radial adalah nadi yang paling sering dipakai untuk menentukan frekuensi jantung. Perlu diingat bahwa perubahan tekanan darah di arteri radialis inilah yang terasa bilamana nadi ditentukan, kenaikan tekanan yang cepat dari 80 mmHg ke 120 mmHg waktu sistole dihantarkan secepatnya melalui arteri dengan kecepatan kira-kira enam meter per detik dan perubahan tekanan memerlukan kira-kira 1/10 detik untuk mencapai pergelangan tangan. Perlu diperhatikan dalam membedakan antara tekanan darah dan aliran darah. Darah yang dikeluarkan dari jantung setiap denyut mengalir jauh lebih lambat dan memerlukan sejumlah detik untuk mencapai pergelangan tangan dan tidak tiba sebelum lewat beberapa denyut. Meskipun adanya denyut nadi memastikan bahwa lintasa pembuluh darah utama adalah pasti antara jantung dan lokasi perabaan nadi, fakta bahwa tidak ada nadi bukan berarti bahwa tidak ada aliran darah di dalam arteri. Fluktuasi tekanan darah di dalam arteri antara tekanan sistole (120 mmHg) dan tekanan diastole (80 mmHg) yang menimbulkan adanya naddi. Bila karena suatu sebab tidak terdapat perbedaan antara kedua tekanan tersebut, dan tekanan merupakan tekanan rata-rata 100 mmHg, dimana masih terdapat suatu aliran darah yang memadai, namun nadi tidak dapat diraba. Adanya tahanan terhadap aliran darah proksimal dari tempat pengukuran inilah yang menghilangkan perbedaan tekanan antara sistole dan diastole, jadi adnya tahanan arteriole menghilangkan perubahan tekanan dari kapiler. Begitu pula suatu obstruksi dicabang arteri akan menghilangkan atau merubah nadi. Bila terdapat obstruksi total, maka darah akan mengalir melalui saluran-saluran anastomose (Green, 2008).













2.4.2. Koartaksio Aorta

Suatu obstruksi di arkus aorta pada bagian duktus arteriosus disebut koartaksio aorta. Darah akan mencapai anggota bagian bawah lewat anastomose, sehingga kadang-kadang dapat diraba denyut di arteri-arteri interkostal yang membesar dengan meletakkan tangan pada leher bagian belakang seperti menegakkan penderita. Nadi di anggota bagian bawah kemudian dapat dikurangi atau hilang, sehingga tekanan darah femoral akan lebih rendah daripada tekanan darah brankial (Green, 2008).

2.5. Pengukuran Tekanan Darah
Metode standar dalam pengukuran tekanan darah seorang penderita hádala memakai teknik yang dikembangkan oleh Korotkov pada tahun 1905. suatu manset tangan yang dapat di isi udara diletakan melingkari lengan atas, tidak terlalu erat, dengan jarak 3 cm antara bagian bawah manset dan fossa kubiti di situ. Manset tersebut diisi udara dengan pompa tangan kecil dan tekanan di dalam magnet diukur dengan statu manometer merkuri. Alat ini disebut Sfigmomanometer. Nadi arteri brakialis yang terletak di fosa kubiti pada siku dapat ditemukan dengan palpasi. Arteri ini terletak dibagian medial dari tendon bisep dan denyut arteri ini sering sekali dapat dilihat bila tangan dalam keadaan ekstensi total. Perlu diperhatikan bahwa stetoskop tidak dapat digunakan untuk menentukan lokasi arteri brakialis, karena aliran arteri ini bersifat laminar dan tidak akan terdengar suara sebelum manset diisi udara. Kemudian dilakukan palpasi pada nadi radialis di pergelangan tangan dan sambil jari-jari tangan kita melakukan palpasi, tangan yang lain memompa mengisi manset sampai suatu tekanan di atas tekanan dimana nadi radialis menghilang. Kemudian stetoskop
diletakan di atas arteri brakialis dan tekanan didalam manset di turunkan perlahan-lahan. Guna mempertahankan penurunan tekanan secara terus menerus, maka katup pengeluaran harus dibuka makin lebar dengan menurunnya tekanan. Dengan menurunnya tekanan, tidak akan terdengar suara sampai tekanan darah sistole tercapai, yaitu bila suara yang seirama dengan denyut jantung terdengar lewat stetoskop. Ini menandakan tekanan darah sistole. Dengan makin










menurunnya tekanan manset, suara-suar menjadi semakin keras, tetapi pada saat terciptanya tekanan darah diastole, suara tersebut berubah sifatnya menjadi suara tertutup. Sedikit lebih bawah suara-suara itu akhirnya menghilang dan tidak muncul lagi. Titik dimana suara menjadi tertutup dianggap sebagai tekanan darah diastole.
Interval sunyi. Kadang-kadang sewaktu pengukuran tekanan darah seorang penderita hipertensi di temukan suatu interval sunyi. Bila tekanan manset di turunkan dari 300 mmHg, suara-suara mungkin dimulai umpama pada 220 mmHg, menandakan suatu tekanan darah sistole tinggi. Pada tekanan kira-kira 180 mmHg suara-suara itu menghilang untuk timbul kembali pada kira-kira 150 mmHg, sehingga terdapat interval sunyi diantara kedua tekanan ini. Dengan terus menurunnya tekanan manset, suara-suara mendadak menjadi tertutup pada tekanan 100 mmHg pada 85 mmHg menghilang dan tidak timbul lagi. Tekanan darah penderita dalam hal ini adalah sistole 220 mmHg dengan diastole 100 mmHg. Meskipun jarang timbul interval sunyi ini merupakan suatu jebakan bagi dokter yang kurang teliti. Hal ini sering terjadi pada mereka yang secara rutin mamompa manset sampai kira-kira 160 mmHg dan tidak seperti diterangkan diatas, yaitu memompa hingga nadi radialis menghilang. Bila mana suara-suara telah menghilang dibawah tekanan diastole yang ditetapkan, maka masih perlu penurunan tekanan manset diteruskan untuk meyakinkan bahwa tidak ada suara-suara yang timbul kembali. Bila dipakai suatu stetoskop, maka perlu di perhatikan bahwa memasukkan alat tersebut kedalam telinga dengan cara yang benar. Bagian telinga dari alat tersebut bila dilihat dari arah atas perlu dimasukkan ke arah masuk dan maju. Perlu dicegah agar tidak menyentuh tabung karet sehingga tidak akan menimbulkan suara-suara tambahan. Karena suara kortkov sangat lemah, maka tidak mungkin menentukan tekanan darah secara tepat dalam lingkungan yang ramai. Penting dicatat bahwa manset ”tidak boleh terisi untuk jangka waktu lama” dan tekanan manset harus ”diturunkan sampai nol” setiap kali pemakaian.
Pada kebanyakan orang tekanan darahnya berfluktuasi sebanyak 10 mmHg dengan pernafasan. Oleh sebab itu mustahil menentukan tekanan darah seseorang dengan ketepataan sampai satu milimeter merkuri ( umpama 117/82) kecuali bila fase respirasi pada waktu pengukuran kedua nilai juga di catat. Biasanya dengan ketepatan sampai 5 mmhg juga sudah mencukupi.












2.6. Efek Gravitasi Bumi pada Tekanan Vena

a. Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan antara jantung dan ekivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 m. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekkan di pembuluh-pembuluh sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan kaki. Demikian juga kapiler didaerah ini mendapat pengaruh gravitasi yang sama (Sherwood, 2001).
b. karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi tersebut (Sherwood, 2001)

2.7. Posisi atau Sikap Tubuh dan Tekanan Darah

Pada dasarnya jumlah darah arteri ditentukan oleh jumlah darah yang terkandung di dalam arteri tersebut. Makin besar jumlah darah di dalam arteri, makin tinggi tekanan arteri dan makin kecil jumlah darah yang terkandung di dalam arteri, makin rendah tekanan arteri. Jumlah darah yang terkandung di dalam
arteri tergantung pada jumlah darah yang memasuki arteri dan yang meninggalkan arteri. Jika jumlah darah yang masuk banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri makin bertambah, dan sebaliknya jika darah yang meninggalkan arteri lebih banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri berkurang. Jumlah darah yang masuk ke dalam arteri ditentukan oleh frekuensi jantung dan volume sekuncup jantung.
Fungsi jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf simpatis mempengaruhi fungsi jantung serta pembuluh darah dan pemacunya menyebabkan naiknya frekuensi jantung, bertambah kuatnya konstriksi otot jantung, dan vasokonstriksi pembuluh darah resisten. Saraf parasimpatis mempengaruhi fungsi jantung saja dan pemacuannya mengakibatkan menurunnya frekuensi jantung. Jadi, naik turunnya tekanan darah dipengaruhi oleh saraf otonom, pemacuan saraf simpatis menaikkan tekanan darah arteri dan penghambatan saraf simpatis ditambah dengan pemacu saraf parasimpatis yang mengakibatkan menurunnya tekanan darah. Naik turunnya tekanan darah arteri terjadi secara reflektoris. Pemacuan tekanan darah arteri dapat menimbulkan shock, yaitu keadaan dimana jumlah darah yang masuk ke jaringan berkurang sehingga menimbulkan gejala-gejala klinis tertentu. Misalnya menurunnya kesadaran, kepala terasa ringan, pucat, kaki dan tangan dingin, keluar keringat dingin, dan lain-lain. Cardiogenic shock adalah menurunnya tekanan darah karena melemahnya pemompaan darah oleh jantung. Tekanan darah dalam arteria pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau kedua faktor tersebut. Curah jantung adalah hasil kali antara denyut jantung dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung (Guyton, 2002).
2.7.1. Berdiri dan Tekanan Darah
Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002). Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002).
2.7.2. Gerak Tubuh dan Tekanan Darah
Selama gerak tubuh terjadi peningkatan tekanan arteri. Peningkatan ini terjadi karena adanya pencetusan simpatis dan vasokonstriksi sebagian besar pembuluh darah. Peningkatan ini dapat sekecil 20 mmHg atau sampai sebesar 80 mmHg tergantung pada keadaan-keadaan saat gerak badan tersebut dilakukan. Sebaliknya bila orang melakukan gerak badan seluruh tubuh seperti berlari atau berenang kenaikan arteri biasanya hanya 20 mmHg- 40 mmHg. Kurang besarnya kenaikan dalam tekanan arteri disebabkan adanya vasodilatasi yang terjadi di dalam massa otot yang besar (Guyton, 2002). Selama bergerak, otot-otot memerlukan peningkatan aliran darah yang banyak. Sebagian dari peningkatan ini adalah akibat dari vasodilatasi lokal pada vasokularisasi otot yang disebabkan oleh peningkatan metabolisme sel otot. Peningkatan tekanan arteri selama bergerak terutama akibat area motorik sistem saraf menjadi teraktivasi untuk bergerak, sistem pengaktivasi retikuler di batang otak juga ikut teraktivasi, yang melibatkan peningkatan perangsangan yang sangat besar pada area vasokonstriktor dan kardioakselerator pada pusat vasomotor. Keadaan ini akan meningkatkan tekanan arteri dengan segera untuk menyetarakan besarnya peningkatan aktivitas otot (Guyton dan Hall, 2002).

2.7.3. Duduk dan Tekanan Darah

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat.Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002).
2.7.4. Berbaring dan Tekanan Darah

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi. sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002).

2.8  Tekanan darah Rata-rata
 Tekanan darah rata-rata adalah tekanan rata-rata dari satu siklus perubahan tekanan. Tekanan darah rata-rata itu penting untuk mempertahankan aliran darah yang kontinu pada pembulu darah perifer. Seseorang dalam keadaan normal, tekan darah rat-ratanya pada pembulu aorta kira-kita 100mmhg, dan tekanan darah rata-rata tersebut dapat menurun sampai kira-kira 85mmhg pada akhir arteri kecil. Tekanan itu dapat menurun lagi sampai kira-kira 55mhg didaerah arteriol dan terus menurun sampai kira-kira 30mmhg pada permulaan kapiler. Pada akhir kapiler tekanan normal nya menjadi 10mmhg dan terus menurun dan akhir nya pada vena besar tekanan hampir mendekati 0mmhg, sama dengan tekanan dalam atrium kanan. Secara rumus dapat ditulis sebagai berikut:
TDR = Tekanan diastolik + (1/3 x Tekanan Nadi)
Ket :
TDR = Tekanan darah rata-rata

Mekanisme pengaturan tekanan darah rata-rata arteri supaya tetap normal, dalam kondisi istirahat rata-rata normalnya adalah hampir mencapai 100 mmhg didalam tubuh sedikit nya ada 4 tipe pengaturan darah rata-rata agar dapat dipertahankan tetap normal, yaitu sebagai berikut
  1. Pengaturan melalui kapiler
  2. Pengatyran melalui ginjal
  3. Pengaturan melalui hormon
  4. Pengaturan melalui syaraf
 
2.9  Cardiac Output dan Venous Return  

Cardiac Output
adalah banyak nya darah yang dapat dipompakan oleh jantung per-menit, dan total tahanan feriper adalah total tahanan dari seluruh pembuluh darah pada sirkulasi sistemik (mulai dari awal aorta dan berakhir pada pembulu vena dan selanjutnya masuk keartium kanan).
Cardiac output bagi olahragawan maupun non-olahragawan besarnya, rata-rata sama yaitu sebesar 5 liter per-menit. Besar nya cardiac output ditentukan oleh tinggi nya frekuebsi denyut jangtung dikali besar nya stroke volume. Oleh karna itu, dengan cardiac output yang sama, semakin besar stroke volume nya akan semakin kecil frekuensi nya (demikian pula sebalik nya).
Cardiac output akan meningkat sesuai dengan derajat aktivitas tubuh yang sedang dilakukan.
  1. Istirahat (berbaring) cardiac output ± 5 liter
  2. Berjalan cardiac output ± 7,5 liter
  3. Olahraga berat cardiac output ± 25 liter
  4. Olahraga berat (atlet terlatih) cardiac output  ±  35 liter











Venous Return  
Venous Return ada dua pengertian yaitu :
  1. Yang berhubungan dengan massa diastole (berarti berhubungan dengan satu kali kuncup jantung atau satu kali systole).
  2. Yang berhubungan dengan cardiac output ( berarti Venous Return selama satu menit)
Dalam keadaan normal Venous Return selalu seimabang dengan cardiac output.
Venous Return ditentukan oleh :
  1. Tekanan darah dalam sirkulasi sistemik (peredaran darah umum)
  2. Besar nya tekanan dalam atrium kanan
  3. Besar nya tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh darah
Tahana feriper ditentukan  oleh :
  1. Besar nya tahanan terhadap aliran darah oleh pembulu vena
  2. Besar nya tekanan dalam artium kanan
  3. Banyak nya darah yang mengalir pada pembulu vena
  4. Besarnya tekanan hidrostatik
  5. Popma vena
 









BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Tekanan darah pada tubuh manusia dapat dipengaruhi dan dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah diantara nya adalah cardiac output, stoke volume, vena return, aktivitas tubuh yang sedang dilakukan, viskositas darah, serta grafitasi bumi. Oleh karna itu setelah mengetahui paparan materi yang telah buat oleh penulis kita diharapkan mampu mengetahui dam memahami bagaimana tekanan darah sangat mempengaruhi dalam sirkulasi tubuh sehingga dapat mengapilasikan pengetahuan yang didapat untuk kehiduapn sehari-hari, agar tubuh kita selalu terjaga dan seimbang tekanan darah nya. Dan menjadikan kita manusia yang sehat. Aminnn

3.1 Saran
Seharus nya penulis mencari referensi lebih banyak lagi dari buku dan sumber lain sehingga pemahaman yang didapat bisa dituliskan dengan lebih mendalam dan jelas dan makalah ini menjadi menaik untuk dibaca. Selanjutnya penulis dapan menarik minat para pembaca untuk tau lebih jauh mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini. 
     








DAFTAR PUSTAKA

Habibudin, Tjetjep. 2009. Ilmu Faal 1. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.








Mengenai Saya